Kaimana – Dalam upaya menciptakan suasana yang aman dan damai menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Kepolisian Daerah (Polda) Papua Barat, bersinergi dengan Kepolisian Resor Kaimana dan berbagai elemen masyarakat, telah mengadakan serangkaian tabligh akbar dan deklarasi kesatuan sosial. Kegiatan ini menjadi medium untuk memperkuat iman serta mempererat tali silaturahmi antarwarga, sehingga dapat mewujudkan suasana harmonis dan kondusif.
Selain di Kaimana, acara serupa juga dilaksanakan di wilayah lainnya di Papua Barat dan Papua Barat Daya. AKBP Luqman Pujo, Kasubdit Bintibsos Polda Papua Barat, menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan yang tenang dan aman saat proses pemilihan berlangsung. “Pilkada sebagai agenda lima tahunan tidak boleh menjadi pintu untuk mempertajam perbedaan. Perbedaan itu akan menjadi indah bila dapat dipersatukan. Memilih pemimpin itu adalah ibadah,” ujar AKBP Luqman saat menyampaikan pesan Kapolda Papua Barat Irjen Pol Johnny Edison Isir.
Dalam konteks yang sama, Polda PB menekankan strategi Harkamtibmas dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, termasuk perempuan dan tokoh agama. Mereka diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang akan menginspirasi terciptanya Pilkada yang damai dan harmonis. “Kami juga meminta bantuan masyarakat untuk mendukung pesta demokrasi tahun ini supaya berjalan damai, sejuk dan kondusif,” tambah AKBP Franky Samuel Lopulalan.
Pada FGD khusus bersama kaum perempuan, Polda PB menyoroti pentingnya peran mereka dalam politik dan persiapan Pilkada. Kombes Pol. Robertus Pandiangan mengungkapkan, “Karena menciptakan keadaan damai itu dimulai dari dalam rumah. Kemudian kita menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas sebagai landasan dalam setiap langkah dan tindakan kita untuk membangun kesadaran pentingnya keamanan serta ketertiban di dalam masyarakat untuk mewujudkan kedamaian.”
Dialog kemasyarakatan ini dianggap penting dalam membangun kesadaran bersama untuk mencapai tujuan Pilkada damai Papua Barat. Sementara itu, narasumber FGD Johanna Kamesrar memperspektifkan peran wanita, yang telah berpartisipasi sejak Pemilu pertama tahun 1955 hingga sekarang. Johanna menegaskan, “Perempuan itu, harus netral alias di tengah-tengah… perempuan juga bisa mendamaikan sebuah konflik. Jadi peran perempuan untuk Pilkada nanti kami berharap mereka akan juga terlibat untuk menjaga keamanan.”
Melalui inisiatif seperti tabligh akbar dan FGD, Polda PB telah menunjukkan dedikasinya untuk meredakan gesekan sosial yang mungkin muncul selama periode penuh tantangan ini. Inisiatif ini bukan hanya strategi pencegahan, tetapi juga wujud nyata dari upaya kolaboratif antara penegak hukum dan masyarakat untuk memastikan keamanan pelaksanaan Pilkada di Papua Barat.