OptimisIndo.com – Sabtu (26/4), dunia menyaksikan prosesi pemakaman Yang Ter-Amat Suci Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Indonesia turut hadir dalam momen bersejarah ini dengan mengirimkan utusan khusus yang dipimpin oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
Mereka membawa pesan duka mendalam dari Presiden Prabowo Subianto kepada umat Katolik dan dunia.
Dalam rombongan tersebut, Jokowi ditemani oleh Menteri HAM Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan Ignasius Jonan, Ketua Panitia Penyambutan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 2024. Ketiganya hadir mewakili pemerintah Indonesia untuk mengikuti seluruh prosesi upacara yang khidmat tersebut.
“Pertama-tama, kami ingin menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam atas wafatnya Yang Ter-Amat Suci Paus Fransiskus. Kami juga menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo Subianto dan seluruh umat Katolik Indonesia yang turut hadir di Vatikan,” ujar Jokowi di sela-sela prosesi, sebagaimana terlihat dalam tayangan media sosial pribadinya yang diakses pada Minggu (27/4).
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan inti pesan yang dititipkan Presiden Prabowo Subianto. “Kita kehilangan seorang panutan yang meninggalkan warisan besar berupa cinta pada perdamaian dunia, kerendahan hati, serta semangat persatuan untuk bangsa-bangsa di dunia,” kata Jokowi.
Di penghujung pernyataannya, Jokowi menambahkan, “Akhirnya, kami semua berdoa agar Yang Ter-Amat Suci Paus Fransiskus beristirahat dalam damai, dan semoga jiwanya diterima di pangkuan Tuhan Yang Mahakasih.”
Pemakaman Paus Fransiskus berlangsung di Lapangan Basilika Santo Petrus, di mana lebih dari 250.000 pelayat hadir. Upacara ini dihadiri para pemimpin dunia, tokoh agama, dan umat dari berbagai negara yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir. Ketua Dewan Kardinal Takhta Suci, Kardinal Giovanni Battista Re, memimpin misa pemakaman yang dilaksanakan dengan khidmat.
Setelah prosesi misa, jenazah Paus Fransiskus dibawa ke Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, Italia. Ini menjadi momen unik dalam sejarah Gereja Katolik, karena Paus Fransiskus adalah paus pertama yang dimakamkan di luar tembok Vatikan dalam 350 tahun terakhir. Sesuai wasiatnya, beliau memilih untuk dimakamkan di gereja favoritnya tersebut, alih-alih di Basilika Santo Petrus seperti paus-paus sebelumnya.
Ignasius Jonan, salah satu utusan Indonesia, sempat mendekat ke peti jenazah untuk memberikan doa terakhir sebelum meninggalkan ruangan di mana Paus Fransiskus disemayamkan. Prosesi ini menjadi simbol penghormatan mendalam dari pemerintah Indonesia terhadap pemimpin tertinggi Gereja Katolik yang telah wafat.
Paus Fransiskus dikenang sebagai sosok yang memancarkan kerendahan hati dan keberanian dalam mengadvokasi perdamaian dunia. Warisannya melampaui batas-batas agama, mencakup semangat persatuan dan cinta kasih universal yang dirasakan oleh umat manusia di berbagai belahan dunia.
Novemdiales, masa berkabung sembilan hari yang melibatkan misa di seluruh gereja Katolik dunia, menjadi bentuk penghormatan lanjutan terhadap Paus Fransiskus. Upacara ini menandai penghormatan universal bagi sosok yang telah menyentuh hati banyak orang dengan ajaran kasihnya.
Kehadiran utusan Indonesia dalam acara ini menjadi pengingat akan pentingnya peran global dalam mempererat hubungan antarumat beragama dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan yang diwariskan oleh Paus Fransiskus. Dengan kehadiran ini, Indonesia juga menunjukkan solidaritasnya terhadap umat Katolik di seluruh dunia.