Optimis Indo
Beranda

Buntut Trump Naikan Tarif Impor AS, Prabowo: Indonesia Harus Berani Ekspansi Pasar Ekspor

Presiden Prabowo

OptimisIndo.com – Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia perlu berani membuka jalan baru untuk ekspor, terutama setelah kebijakan tarif impor dari Amerika Serikat yang makin ketat. Dampaknya terasa cukup berat bagi sejumlah sektor industri Indonesia, namun Prabowo optimistis ada solusi yang bisa diambil.

AS, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, baru saja memberlakukan tarif impor resiprokal 32 persen untuk Indonesia, ditambah tarif umum sebesar 10 persen yang berlaku untuk semua negara. Kebijakan ini sudah mulai berlaku bertahap sejak 5 April 2025, dan untuk Indonesia, tarif khusus berlaku efektif 9 April 2025.

“Ini berat, karena ini menyentuh sektor-sektor padat karya seperti tekstil, garmen, sepatu, dan mebel,” kata Presiden Prabowo saat berbincang dengan tujuh jurnalis senior di kediamannya di Hambalang, Minggu (6/4).

Prabowo menilai, langkah AS ini mengubah peta perekonomian global. Oleh karena itu, Indonesia harus bergerak cepat dan cerdas untuk melindungi kepentingan ekonomi dalam negeri.

“Kita akan cari jalan keluar. Kita harus berani mencari pasar baru,” tegas Prabowo. Dalam wawancara tersebut, Presiden menyebut Afrika sebagai salah satu kawasan yang potensial untuk dijajaki.

“Afrika itu the new emerging market of the world. Afrika jumlah penduduknya besar, resource-nya banyak, kebutuhannya banyak,” ujar Presiden. Menurutnya, beberapa pengusaha Indonesia bahkan sudah lebih dulu masuk ke pasar Afrika, seperti Salim Group dengan produk Indomie yang kini digemari di berbagai negara Afrika.

“Di mana-mana di Afrika mereka makan Indomie, bahkan mereka kira itu makanan mereka. Ada di Nigeria, Turki, Mesir. Jadi, kita look for new market,” lanjutnya.

Untuk meredam dampak tarif AS, Prabowo telah menginstruksikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, untuk segera berangkat ke Washington.

“Saya akan kirim Pak Airlangga ke Washington. Kita sudah punya kontak dengan tokoh-tokoh di sana. Kita akan diskusi untuk negosiasi,” ungkap Prabowo.

Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak tinggal diam. Perundingan dengan AS menjadi salah satu upaya strategis untuk mengurangi tekanan ekonomi akibat kebijakan tarif tersebut.

Indonesia terkena tarif 32 persen, angka yang cukup tinggi dibandingkan beberapa negara ASEAN lainnya. Filipina hanya dikenai tarif 17 persen, Singapura 10 persen, Malaysia 24 persen, sementara negara lain seperti Kamboja, Thailand, dan Vietnam menerima tarif lebih besar, yakni masing-masing 49 persen, 36 persen, dan 46 persen.

“Meski kita terkena tarif cukup tinggi, kita tetap punya peluang. Tantangannya ada di bagaimana kita memanfaatkan pasar yang belum tergarap,” kata Prabowo.

Walau dampaknya cukup terasa, terutama bagi sektor yang banyak menyerap tenaga kerja, Presiden Prabowo menilai ini adalah momen untuk memacu kreativitas dan inovasi pelaku bisnis Indonesia.

“Pasar ekspor itu luas, jangan terpaku di satu tempat saja,” tambahnya, memberikan semangat kepada pelaku usaha agar tidak kehilangan peluang.

Indonesia sedang menghadapi tantangan besar di bawah kebijakan tarif AS, tetapi optimisme tetap ada. Dengan langkah eksplorasi pasar baru seperti Afrika dan diplomasi ekonomi yang aktif, Prabowo yakin Indonesia bisa tetap bertahan, bahkan berkembang

Related Articles

Rayakan HUT Bhayangkara ke-78, Polri Gelar Pesta Rakyat di Monas Hari Ini Dihadiri Sederet Musisi

Geralda Talitha

Bimantoro Wiyono Apresiasi Langkah Polri dalam Mengamankan Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025

admin

Kemendikbudristek Janjikan Pemulihan Sistem Imbas Peretasan PDN Rampung Juli 2024

Geralda Talitha

Leave a Comment