OptimisIndo.com – Memasuki tanggal 28 Oktober 2024, bangsa Indonesia akan kembali merayakan Hari Sumpah Pemuda yang ke-96. Hari yang monumental ini adalah pengingat bagi seluruh rakyat Indonesia tentang semangat persatuan dan kesatuan para pemuda yang suatu waktu pernah melunturkan sekat-sekat regionalistik, demi menyatukan seluruh Nusantara menjadi satu bangsa yang berdaulat: Indonesia.
Peristiwa Sumpah Pemuda yang tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia adalah puncak dari Kongres Pemuda II, yang berlangsung pada tanggal 27 hingga 28 Oktober 1928. Pada acara tersebut, ikrar kebangsaan telah diucapkan yang menjadi bukti nyata dari tekad para pemuda yang berbeda-beda latar belakangnya untuk bersatu padu. Dikutip dari Museum Pendidikan Nasional, “Sumpah Pemuda merupakan bagian dari hasil Kongres Pemuda II.”
Ikrar Sumpah Pemuda adalah manifestasi dari kesadaran kaum muda untuk memperjuangkan tanah air sebagai sebuah bangsa. Presiden Soekarno, pada Desember 1959, menetapkan tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda yang kemudian menjadi peringatan tahunan yang sarat dengan pendidikan kebangsaan untuk pemuda dan perayaan atas persatuan nasional.
Dalam Kongres Pemuda II, persatuan dan nasionalisme diperkuat melalui pidato-pidato yang menggugah hati. Salah didengungkannya adalah pidato oleh Mohammad Yamin yang menyampaikan, “Persatuan dan Kesatuan”, yang menekankan arti pentingnya persatuan dan kebersamaan. W.R. Supratman juga memiliki peran yang tak tergantikan dalam kongres tersebut dengan memperdengarkan lagu “Indonesia Raya” untuk pertama kali, lagu yang kemudian menjadi simbol persatuan dan kebanggaan nasional.
Pada peringatan kali ini, pemerintah telah mencanangkan tema “Maju Bersama Indonesia Raya”. Upaya ini menjadi simbol dari upaya negara dalam menggugah semangat pemuda Indonesia, agar terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Sekaligus menghormati kontribusi PPPI dalam sejarah yang tak terlupakan.
Kongres Pemuda II juga memberikan pandangan baru dalam masalah pendidikan, dengan Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro sepakat bahwa pendidikan kebangsaan adalah mutlak. Soenario dan Ramelan pun menambahkan pentingnya nasionalisme dan demokrasi, serta pendidikan kepanduan yang membangun disiplin serta kemandirian sebagai pondasi perjuangan.
Hasil Kongres Pemuda II dirumuskan dalam tiga kalimat Sumpah Pemuda yang ditulis dengan ejaan Van Ophuysen:
- “Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.”
- “Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.”
Dalam rangka peringatan ini, kita semua diingatkan tentang peran penting pemuda dalam kemerdekaan dan bagaimana kongres pemuda persatuan nasional mengukir sejarah. Kita juga menghormati W.R. Supratman dan ‘Indonesia Raya’, sebagai lagu yang telah mempersatukan bangsa. Sebagaimana tercatat dalam buku “Sumpah Pemuda: Latar Belakang Sejarah dan Pengaruhnya bagi Pergerakan Nasional” (2008), Sumpah Pemuda adalah manifestasi dari semangat persatuan yang kini terus kita pupuk.
Dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke-96, mari kita renungkan dan terus hidupkan makna Sumpah Pemuda dalam setiap perbuatan kita, serta menjadi pemuda yang memiliki andil dalam menjaga dan merajut kemajuan bangsa Indonesia. Sejarah telah mencatat, kini giliran kita untuk melanjutkan perjuangan dengan semangat yang sama, demi kemajuan Indonesia Raya.