OptimisIndo.com – Pelaksanaan Operasi Zebra 2025 menunjukkan ritme yang stabil sejak hari pertama hingga hari terakhir. Seluruh personel di berbagai wilayah menjalankan tugas dengan standar operasional yang konsisten, sementara struktur komando terbukti mampu merespons dinamika lapangan pada berbagai jam dan lokasi kegiatan.
Stabilitas ini mencerminkan kesiapan serta kualitas manajerial jajaran lalu lintas, baik di tingkat Polda maupun Polres. Pelaksanaan pada Hari Keempat Belas juga memperlihatkan kemampuan tiap wilayah menjaga intensitas kegiatan meskipun operasi memasuki fase penutup.
Dalam evaluasinya, pimpinan menyampaikan apresiasi terhadap kinerja seluruh personel yang telah bekerja tanpa kenal waktu demi keselamatan masyarakat. “Saya memberikan apresiasi atas disiplin dan dedikasi seluruh personel yang bertugas siang dan malam untuk memastikan keselamatan masyarakat,” ungkapnya. Ia menegaskan bahwa rangkaian kegiatan pre-emtif menjadi salah satu indikator penting keberhasilan operasi.
Kegiatan pre-emtif selama operasi mencatat total 1.154.081 kegiatan. Rinciannya meliputi 440.249 sambang komunitas, 339.514 sosialisasi di sekolah dan kampus, serta 374.318 interaksi di perusahaan dan pabrik. Selain itu, penyebaran materi keselamatan mencapai 5.633.164 kegiatan, terdiri dari 125.565 spanduk, 2.847.079 leaflet, 2.636.726 stiker dan 23.794 billboard.
Edukasi ini menggambarkan upaya terstruktur dalam membangun kesadaran publik sekaligus menunjukkan pendekatan humanis jajaran Polantas di lapangan. “Saya menilai kegiatan pre-emtif sebagai aspek penting dalam pembentukan perilaku aman bagi pengguna jalan,” tegasnya.
Pada sisi preventif, operasi mencatat 178.188 ramp check, 317.931 pengecekan kelengkapan institusi pendidikan dan perusahaan, 921 penempatan personel di lokasi rawan pelanggaran, 772.440 patroli serta pengawasan titik rawan, serta 2.321.228 kegiatan turjawali. Berbagai kegiatan tersebut memastikan ruang lalu lintas tetap berada dalam kondisi terkendali, terutama pada jam padat. “Saya meminta pola preventif ini dipertahankan dan diperkuat dalam pengamanan akhir tahun,” ujarnya.
Dalam aspek penegakan hukum, total 1.970.502 penindakan tercatat selama operasi, meliputi 105.031 ETLE statis, 107.260 ETLE mobile, 22.524 tilang manual, dan 1.735.687 teguran. Teknologi ETLE menjadi unsur penting dalam menjaga objektivitas penindakan, sementara teguran lapangan memberikan efek edukatif langsung bagi masyarakat. “Saya menegaskan bahwa penegakan hukum perlu berlangsung modern, konsisten dan tetap berorientasi pada keselamatan,” ucapnya.
Operasi juga mencatat 1.425 penindakan balap liar serta 4.930 kegiatan perlindungan pejalan kaki. Penanganan balap liar dilakukan melalui patroli malam, pemeriksaan kendaraan dan pengawasan titik kerumunan. Perlindungan pejalan kaki difokuskan pada zona sekolah, penyeberangan dan kawasan publik. Ia meminta pola ini tetap dilanjutkan karena memberikan dampak besar terhadap rasa aman masyarakat.
Sepanjang operasi, terjadi 3.288 kejadian kecelakaan dengan korban 361 MD, 542 LB dan 4.111 LR, serta kerugian material mencapai Rp 6.594.152.592. Temuan ini menjadi dasar pemetaan ulang titik rawan dan evaluasi rekayasa lalu lintas. Seluruh Polda diminta segera menyampaikan laporan mitigasi pascaoperasi.
Dari sisi publikasi, tercatat 3.648.540 kegiatan pemberitaan dan penyebutan publik mencapai ±3.200 dengan sentimen dominan positif.
Ia menyampaikan delapan arahan strategis, mulai dari memperkuat pre-emtif dan preventif hingga optimalisasi ETLE, penanganan balap liar, peningkatan perlindungan pejalan kaki, serta konsolidasi pascaoperasi. Ia menutup evaluasi dengan pernyataan, “Dengan berakhirnya Operasi Zebra 2025, saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran Polantas atas dedikasi dan kerja keras dalam menjaga keselamatan masyarakat.”
Operasi Zebra 2025 menjadi fondasi penting dalam penguatan strategi keselamatan menjelang Operasi Lilin 2025.
